Pluralisme dan Liberalisme Agama merupakan pintu masuk bagi penghancuran agama itu sendiri. Hal ini sudah menimpa agama Nasrani ratusan tahun lalu di Eropa dan Amerika, sehingga gereja di
Setelah itu, kaum Liberalisme dan Pluralisme yang didalangi oleh apa yang disebut-sebut Henry Ford sebagai The International Jews ini mengarahkan sasarannya ke umat Islam dunia.
Selain membentuk Jaringan Islam Liberal (JIL), mereka juga melakukan promosi di dunia maya. Salah satunya, mereka membuat situs www.libforall.com yang awalnya (2003) hanya berbahasa Inggris namun beberapa waktu lalu telah pula diluncurkan versi bahasa
Di halaman pertama kita akan disambut dengan kalimat “LibForAll Foundation adalah sebuah institusi yang berusaha mewujudkan dunia yang damai berdasarkan nilai-nilai luhur agama di bawah bimbingan dan perlindungan Yang Mulia KH. Abdurrahman Wahid dan para ulama lain. ”
Masih di halaman yang sama, Associated Press menulis bahwa CEO LibFor All, Holland Taylor, tengah berupaya menghimpun tokoh-tokoh Liberalis dan Pluralis ber-KTP Islam di seluruh dunia untuk membentuk satu jaringan “Muslim Moderat”. Inilah kalimatnya: “Pendiri-bersama LibForAll C. Holland Taylor sedang menghubungkan para pemimpin Muslim moderat dalam sebuah jaringan mercusuar di dalam dunia Islam yang akan mempromosikan toleransi dan kebebasan berpikir dan beribadah. ”
“Kebebasan beribadah” di sini diartikan sebagai “Walau Anda Muslim, Anda bebas memilih mau sholat apa tidak. Itu terserah kepada Anda” Sebab, bukan rahasia umum lagi jika kelompok ini orang-orangnya sering tidak sholat. Sholahuddin Wahid, adik kandung Gus Dur, pernah berkata dalam satu acara, “Saya tahu betul, Gus Dur itu tidak sholat. ”
Yang kelihatan konyol, terdapat satu kalimat di halaman “Kultur Pop” yang penuh dihiasi tulisan dan gambar band Dewa-19 pimpinan Ahmad Dhani—yang beribu kandung seorang Yahudi-Jerman—yang berbunyi: “Kata-kata “Laskar Jihad” berarti “The Warriors of Jihad. ” Ia juga merupakan nama sebuah kelompok radikal yang telah bertanggung jawab atas meninggalnya ribuan umat Kristen di Indonesia timur, Maluku dan Sulawesi baru-baru ini, dan telah mengusir setengah jutaan lainnya dari rumah mereka. ”
Yang membuat konyol bukan soal Laskar Jihadnya, karena laskar yang ini pun kita tahu betul apa kerjanya ketika tengah bergelora Jihad di Ambon. Tetapi, kekonyolan yang menganggap pihak Muslim yang harus bertanggungjawab atas matinya ribuan umat Kristen di Maluku dan
Situs ini pun tanpa tedeng aling-aling menyatakan kelompok Islam Radikal sebagai kelompok yang diilhami Setan. Lihat saja halaman berjudul “Sebuah ‘Fatwa Musikal’ Melawan Kebencian & Terorisme Religius”.
Bendera perang telah dikibarkan oleh mereka. Genderang telah ditabuh. Umat Islam Indonesia harus dididik agar memahami dengan penuh kesadaran agar bisa menilai mana Islam yang benar dan baik, Islam yang berkiblat ke Makkah, yang Nabinya bernama Muhammad Rasulullah SAW, dan mana Islam made in Amerika yang berkiblat ke Washington dan Pentagon, serta nabinya bernama George W. Bush. Ini merupakan pekerjaan besar yang harus ditunaikan oleh orang-orang yang menyandang sebutan Ustadz dan Ulama. Tinggalkanlah paradigma bahwa umat itu komoditas atau alat untuk mendorong mobil mogok, yang didekati jika sedang diperlukan, namun ditinggal kabur ketika sudah tidak dibutuhkan.
Diambil dari Eramuslim
Lima Anggota LibForAll Indonesia Temui Shimon Peres di Yerusalem (Atas Nama Indonesia Mereka Mengaku)
10 12 2007
Situs harian Jerusalem Post pada Jum’at (8/12) menurunkan sebuah berita berjudul “Indonesian Peace Delegation Meet With Peres” (Delegasi Perdamaian dari Indonesia Temui Shimon Peres). Berita ini ditulis oleh Greer Fay Cashman.
Di awal artikelnya Cashman menulis, “Walau tidak ada hubungan diplomatik formal antara
Kelima orang Indonesia tersebut berasal dari Yayasan LibForAll, sebuah yayasan swasta yang berasal dari Amerika Serikat yang tujuannya untuk memerangi Islam Kafaah dan mempromosikan Islam yang bersekutu dengan Zionis-Israel. Abdurrahman Wahid menjadi pelindung yayasan LibForAll dan anggotanya antara lain Yeni Wahid, Abdul Munir Mulkhan, Ahmad Dani (Dewa19), dan sederet aktivis JIL lainnya. Perjalanan mereka ke Tanah Palestina yang diduduki
Lima orang tersebut oleh Jerusalem Post dianggap merepresentasikan dua ormas terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah, yang memiliki anggota sebanyak 70 juta rakyat Indonesia, dari 195 juta rakyat Indonesia yang Muslim.
Di depan kelima orang Indonesia, Peres sempat mengatakan bahwa kedatangan mereka akan menimbulkan spekulasi di Indonesia, karena selain Israel tidak memiliki hubungan resmi dengan Indonesia, setiap ada orang Indonesia yang ke Israel selalu saja menjadi berita kontroversi.
Mengatasnamakan
C. Holland Taylor, pimpinan dari yayasan LibForAll yang sangat pro-Zionis, menyatakan kepada Peres bahwa Abdurrahman Wahid baru-baru ini mengeluarkan sikap yang menolak dan menentang HAMAS dalam persoalan di Palestina.
Jpost kembali menulis, “Syfiq Mugni (Syafiq Mugni?), tokoh Muhammadiyah, berbicara dengan Peres yang mengenakan kippa dengan tulisan “shalom” dalam bahasa Ibrani dan Latin, begitu gembira dengan orang-orang Indonesia yang mengunjunginya dan bahkan mereka menyerang HAMAS serta mendukung Zionis-Israel, sehingga Peres mencopot kippa yang dikenakannya dan mengenakannya ke kepala tamunya tersebut.
Pertemuan itu diisi dengan berbagai topik pembicaraan antara lain bidang ekonomi, politik, regional, dan peringatan 60 tahun berdirinya Israel di Tanah Palestina.
Kepada Peres Mugni antara lain menyatakan, “Kita berharap suatu waktu Muslim di Indonesia bisa bersikap lebih toleran dan mengutamakan demokrasi. Hal ini bisa dilakukan antara lain lewat jalur pendidikan, untuk mengubah mental Muslim di
Ulama NU yang disebut dengan nama Abul A’la (bisa jadi nama-nama ini merupakan nama alias), mengamini Mugni dan menyatakan bahwa di
Kelima orang Inadonesia ini juga menyatakan bahwa mereka telah mencoba untuk berbicara dengan Kubu Mahmud Abbas yang juga pro
Peres bercerita bahwa Juni lalu, di Bali telah diselenggarakan konferensi besar yang menentang sikap
Oktober lalu, tambah Peres, tujuh delegasi wartawan dari
Kelima orang
Sorotan Media Islam
Kunjungan
“Dengan kunjungan
Tokoh dan Politisi Islam Indonesia Sibuk Cari Jabatan
Sayangnya, di saat musuh-musuh Islam di Indonesia gencar memerangi agama Allah ini, dan dengan dana yang sangat besar berupaya menjadikan Muslim Indonesia menjadi Sekutu bagi Zionis (lihat www.libforall.org, di situ jelas-jelas terdapat program nyata membuat umat Islam Indonesia menjadi sekutu Zionis), para tokoh dan politisi Islam masih saja disibukkan dengan cari kursi dan jabatan, Pilkadal-lah dan segala macam.
Dan seperti juga politisi sekuler lainnya, setelah duduk di kursi yang nyaman karena berhasil “menjual” Islam, mereka banyak yang lupa daratan dan menjadi lebih cinta (setengah mati) terhadap kenikmatan dunia ketimbang mencintai akherat. Bukannya mensejahterakan umat, mereka lebih khusyuk mensejahterakan diri dan keluarganya sendiri. Umat lagi-lagi dijadikan pendorong mobil mogok. Hanya saja sekarang dilakukan oleh saudara-saudaranya sendiri.
Artikel ini diambil dari Eramuslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar